Sibuk Bukan Masalah Pendidikan Anak

Sibuk Bukan Masalah Pendidikan Anak
Orang tua semuanya pasti mengharapkan memiliki anak-anak yang cakep, sholeh, dan prestasinya oke. Siapa sih yang tidak mau punya anak seperti itu. "Aduh soleh banget itu anak, anaknya siapa ya?" Orang tua, saat mendengarkan ucapan itu pasti perasaannya langsung terbang ke angkasa. Tentu dalam hatinya mengatakan, "Anak siapa dulu dong, diakan anak saya. Gak sia-sia saya mendidik dia."


Orang tuanya sangat bangga terhadap pujian orang lain. Itulah fitrah manusia, inginnya dipuji. Tapi segala puji itu haknya Allah saja. Maka ketika mendengarkan pujian tersebut maka bersyukurlah kepada Allah. Ucapkan alhamdulillah. Ucapan ini akan menambah keberkahan bagi segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan.


Bagaimana bisa mendapatkan anak yang shaleh seperti itu? Tentunya tidak gampang. Apalagi zaman ini, pergaulan makin marak bebasnya. Perlu adanya pemahaman-pemahaman diberikan kepada sang anak. Sesibuk apapun orang tua, pendidikan sangatlah menjadi kewajiban bagi mereka. Karena kita tidak boleh meninggalkan keturunan yang lemah. Lemah iman, akal, dan fisik. Haruslah mereka diperkuat semuanya agar kelak berguna bagi kehidupannya di kemudian hari.

Orang tua yang sibuk, sempatkanlah beberapa jam saja dalam seminggu untuk berkumpul dengan keluarga. Setiap hari lebih bagus. Jangan sampai terlalu sibuknya orang tua, pulang pagi sebelum anak bangun dan pulang ketika anak sudah tidur. Begitu sampai dia tua. Sampai anak tidak mengenal orang tuanya. Jangan sampai anak malah lebih dekat dengan orang lain (pembantu). Atau malah menganggap bahwa dia adalah anak pembantu. Itu ekstreme sekali bukan? hehe...

Dalam dua jam setelah beraktivitas, ajaklah mereka berkumpul. Bisa sambil tamasya ke mana saja. Lalu buat mereka betah dan nyaman bersama kita. Ajak mereka ngobrol dan dengarkan. Beri kesan bahwa kita lagi penasaran. Jangan komentar dulu, nanti dia gak mau ngelanjutin cerita. Nah setelah bicaranya dia selesai, barulah orang tua nyelipin nasehat. Bisa lewat cerita-cerita atau disuruh melihat sekelilingnya untuk memberikan pelajaran. Tapi yang namanya anak pasti lebih senang cerita. Maka perhatikan juga usianya. Kalau remaja sudah bisa diajak diskusi. Tinggal kasih saja opsi-opsi yang positif. Biarkan dia mikir sendiri.

Kalau anak langsung didikte, dibentak-bentak, dia jadinya berontak. Telinganya disumpal rapat-rapat. Mau ngomong juga pasti minggat. Maka lunakkan hati kitanya dulu sebelum melunakkan hati mereka. Buat mereka nyaman di dekat kita. Insya Allah apa yang kita inginkan akan mereka turuti walau tanpa diminta.

Eit...jangan lupa minta kepada Allah agar memiliki keturunan yang menyejukkan agar rumah tangga menjadi sakinah mawaddah dan rahmah. Insya Allah harapan itu terwujud segera.